Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 


Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku

    Seperti peribahasa "Tidak ada gading yang tak retak" yang artinya tidak ada manusia yang sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Sebagai penulis pemula tentunya tulisan saya ini masih amburadul apalagi jauh dari kata sempurna. 

    Kesalahan yang sering banyak dilakukan ketika menulis baik itu dari kebahasaan ataupun yang lainnya merupakan sebuah masalah yang harus ada solusinya. Selain membutuhkan kreativitas dan inovasi dalam pembuatannya, menulis membutuhkan ketelitian yang tinggi untuk menghindari kesalahan.

    Pada umunya semua penulis khusunya saya sebagai penulis pemula memiliki aspek yang manusiawi, bahwasanya semua orang tidak akan pernah luput dari kesalahan.
    Siang ini tepatnya Jumat, 7 Mei 2021. Merupakan materi yang sangat penting untuk para peserta pelatihan menulis gelombang 18. Karena sebuah kesalahan pada tulisan akan mengurangi kemenarikan bagi pembacanya. 

    Bapak Susanto S.Pd., yang akrab disapa Pak D ini merupakan alumni Belajar menulis gelombang 15 dan guru SDN Mardiharjo Kab. Musi Rawas Provinsi Sumatra Selatan. Beliau adalah lulusan S1 PGSD yang luar biasa. Pengalaman sebagai proofreader yang handal sudah tidak diragukan lagi. Jasa beliau sebagai editor juga sudah terbukti salah satu diantarnya : 




    Di bawah ini merupakan buku karya beliau tentang pengalamanya menulis dalam 20 hari.



    Sebagai Proofreader yang handal tentunya ingin berbagi pengalaman dengan peserta menulis siang ini. Sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan menulis siang ini karena banyak sekali ilmu dari beliau yang tentunya akan menginspirasi sebuah tulisan yang siap diterbitkan. Kali ini beliau sebagai narasumber dengan tema Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan. Beliau tidak sendiri tetapi ditemani oleh moderator yang sudah berpengalaman yaitu Ibu Rita Wati. Dengan adanya tema ini mudah-mudahan bisa mengikuti jejak beliau dalam mengedit sebuah naskah.  Bagi saya khusunya, dapat meminimalisir kesalahan dalam menulis resume, sehingga dapat dengan mudah  difahami oleh pembaca.

    Mengawali paparannya Pak D Susanto, S.Pd menjelaskan pengertian Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir setelah tulisan selesai. Hal itu sesuai dengan nasihat para pakar menulis, yakni: tulis saja jangan perdulikan teknis. Salah sedikit  tidak papa mumpung ide masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing.
   
    Para guru blogger yang tergabung di komunitas menulis (termasuk kita di kelas menulis Omjay) biasanya “berlomba-lomba” untuk segera menerbitkan tulisan. Apalagi jika ada challenge seperti yang dimiliki oleh beberapa komunitas menulis. Maklum, sih. Jam “D” jatuh tempo penyetoran naskah kadang menjadi pertimbangan agar naskah segera dipublikasikan di blog kesayangan.

    Sangat disayangkan jika kita sudah membuat tulisan yang menarik, akibat kekurangcermatan dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya.  Oleh karena itu, proofreading sangat penting. Daripada kita harus "menyewa" proofreader, lebih baik kita lakukan sendiri. 

     Perbedaan proofreading dengan mengedit 
Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.
Sebagai contoh ada tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, saya hanya melakukan proofreading pada tulisan tersebut. Misalnya kesalahan meletakkan tanda koma atau tanda baca lainnya. Namun tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekalai kalimat tunggal, biasanya saya lakukan proses editing.

    Menurut "penerbitdeepublish" ada  beberapa langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading.

1. Pengeditan Konten
2. Pengeditan Baris
3. Menyalin Pengeditan
4. Proofreadin

Langkah pertama, hal yang harus dilakukan adalah merevisi draf awal teks, seringkali  membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian pada teks.
Langkah kedua, merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks. 
Langkah ketiga, Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.
Langkah ke empat, adalah Proofreading:
1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBItetapi ada beberapa kata yang 
      mencerminkan gaya penerbit.
2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3.  Konsistensi nama dan ketentuan
4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

    Melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis Anda sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya Anda bisa lebih mudah dipahami pembaca.

    Cara memperlakukan tulisan sebelum diterbitkan (dipublikasikan) diblog :

1.  Kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan 
     penyingkatan kata. Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca Anda juga       harus diperhatikan. Tidak ada kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca  
     nyaman.
2.  Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah memeriksanya adalah menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu,      ketikkan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning. 
3.  Periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. Hal  yang sama lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka pos  blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.

    Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Saya pribadi selalu “terganggu” jika kesalahan kecil ini ada dalam tulisan. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya.

Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-. 

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan. 

Di bawah ini merupakan salah satu contoh

Kalimat: Pada sat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru didalam ruang guru pada masing masing meja guru tersebut.

Kalimat itu terdiri dari 34 kata. Banyak kata maksimal yang disarankan (misalnya oleh YOAS SEO) adalah 20 kata. Maka kalimat tersbut perlu diedit kembali.

Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama. Mereka bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru di dalam ruang guru.

Kalimat kedua sebenanrnya juga masih bisa diperpendek dengan membuang frasa di salam ruang guru. 

Alat untuk melakukan proofreading versi Pak Susanto, S.Pd :
 1. PUEBI daring
 2. KBBI daring


    Di akhir paparannya Pak Suntoso menegaskan :

Kalimat yang "pendek" biasanya lebih disukai. Mari kita rasakan. 
Beberapa kalimat pendek jauh lebih mudah dibaca, ketimbang membaca kalimat yang sangat panjang. Menggunakan kalimat pendek membuat subjek tetap jelas. Hal itu  memungkinkan pembaca tulisan kita menyerap informasi dengan jelas juga.


Endah Hamidah
Lebak, 7 Mei 2021
Pertemuan ke- 15
Resume ke- 10
Gelombang 18
Narasumber : Pak Susanto, S.Pd
Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Moderator : Ibu Rita Wati

Komentar

  1. Tulisan ibu keren, selain dikemas dengan bahasa sendiri, tulisannya lengkap juga. Mantap bu👍👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh bu May bisa aja...alhmdllh terhibur😍

      Hapus
  2. Wow.... semangat terus bu endah💪💪 luar biasa🌹👍

    BalasHapus
  3. Hebat banget mengemas bahasa dalam tulisannya jadi semakin hidup, enak dibaca

    BalasHapus
  4. semakin keren resumenya bunda...dikemas dengan bahasa sendiri..👍👍😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksh bu...ttp msh suka resumenya bu weny♥

      Hapus
  5. Mengawali paparannya Pak D Susanto, S.Pd menjelaskan pengertian Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Ini sebenarnya dua kalimat, loh.

    Terima kasih sudah menuliskan resumenya dengan baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih suatu kehormatan bagi saya Pak D mau mampir ke blog saya. kooreksiannya juga diterima...luar biasa Pak D sangat teliti👍🏻

      Hapus
  6. Bu Endah membuat resumenya dengan apik, mengkombinasikan penjelasan narsum dengan pendapat sendiri...kereen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksh bu...berusaha untuk lbh baik, begitu adanya😁

      Hapus
  7. Menulis di blog, memang berbeda dengan di laptop, hingga di blogpun harus diadakan proofereading.
    Tapi top, saya suka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksh Pak, sdh mampir...ditunggu kritikannya🙏🏻

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blog Sebagai Sarana Belajar dan Mengajar

Komitmen Menulis di Blog Ala Pak Dedi Dwitagama.

Cara Mudah Mengembangkan Tulisan Non Fiksi