Pengenalan Penerbit Indi



     Bulan Romadhan adalah bulan penuh berkah. Itulah kalimat yang tidak asing lagi di telinga kita. Di bulan inilah awal menulis saya pada gelombang ke-18. Mudah-mudahan menjadi awal yang baik dan penuh berkah. Terik mentari siang ini memicu semangat saya dalam mengikuti kuliah kelas belajar menulis pertemuan ke- 5 pada hari Rabu, 14 April 2021. Tepatnya pukul 13.00 WIB, kuliah kelas menulis pun dimulai dan dibuka oleh Ibu Sri Sugiastuti yang biasa akrab disapa dengan Ibu Kangjeng. Dengan moderator Pak Bambang Purwanto alias Om Bam`s yang langsung menyapa peserta kuliah menulis siang ini. Narasumber kali ini adalah Bpk. Mukminin, S.Pd.,M.Pd. Lahir di Jombang, 6 Juli 1965. Lulus D2 IKIP PGRI Tuban 1998. Lulus S2 UNISDA LAMONGAN 2012. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bpk Mukminin ini akrab dipanggil Cak Inin. Pada siang ini beliau menyampikan materi Pengenalan Penerbit Indi (Penerbit Independen).
 
Menurut Caik Inin, ada 5 tahapan dalam menerbitkan buku:
1. Pra Writing
    Pada tahap ini penulis akan mulai mencoba mencari ide yang sesuai dengan tema yang ditulis. Tema sesuai pasion yang disukai. Boleh fiksi maupun non-fiksi. ide juga bisa dari pengalaman dan hasil membaca buku, majalah, koran, dan kejadian yang sedang berlangsung.
2. Drafting/outline
    Pada tahap ini penulis mulai membuat out line atau daftar isi buku yang akan dikembangkan menjadi naskah buku.
3. Writing
  Pada tahap ini penulis mulai menulis dan mengembangkan kerangka atau daftar isi buku untuk dijadikan naskah lengkap yang diperlukan dalam karya-karyanya.
4. Revisi dan Editing
   Pada tahap revisi penulis mulai mengoreksi atau merevisi tulisannya. Selanjutnya pada tahap editting, penulis hanya bisa memperbaiki kebahasaannya saja meskipun tulisan akan diedit kembali oleh editor, namun penulis harus memyunting sendiri dengan kata lain disebut swasuntung.
5. Publikasi
    Pada tahap ini jika penulis sudah yakin dengan tulisannya maka akan dilanjutkan ke penerbit.

Cak Inin juga menambahkan, saat ini tidak perlu khawatir dengan kesulitan menerbitkan buku karena sekarang bisa menerbitkan buku secara independen.

Perbedaan Penerbit Mayor dan Penerbit Indi:
1.  Jumlah cetakan di penerbit mayor.

Penerbit Mayor
    Mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

Penerbit Indie
    Hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD (Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan naskah yang diterbitkan

Penerbit Mayor
    Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor [13:18, 4/14/2021] +62 813-3094-4498: mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

Penerbit Indie
    Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

Penerbit Mayor
    Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka. Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

Penerbit Indie
    Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

4. Waktu Penerbitan

Penerbit Mayor
Diterima atau tidaknya naskah diperlukan waktu 1-3 bulan.

Penerbit Indi
Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit.

5.  Royalti

Penerbit Mayor
    Kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

Penerbit Indie
    Umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll.

6. Biaya penerbitan

Penerbit Mayor
    Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. Contoh penerbit mayor adalah Gramedia Pustaka Utama, Mizan, Republika, Grasindo, Loka Media, Tiga Serangkai, Bentang Pustaka, Erlangga, Yudhistira,  Andi Yogyakarta dan lain sebagainya.

Penerbit Indie
Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama. Contoh penerbit Indie yg ada dalam grup belajar menulis bersama PGRI

Rincian biaya cetak buku
Biaya Cetak buku  A5, kertas "Bookpapar (coklat halus)",
termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku:

A. 60 halaman:
Cetak 5 buku/ eksp. =  566.000
Cetak 10 buku/ eksp. =  632.000, plus ongkir

B. 70 hlm:  
Cetak 5 buku = 570.000
Cetak 10 buku = 650.000, Plus Ongkir

C. 85 hlm :
Cetak 5 buku = 580.000
Cetak 10 buku = 660.000

D. 90 hlm:
Cetak 5 buku = 600.000
Cetak 10 Buku = 715.000

E. 100 hlm:
Cetak 5 buku = 635.000
Cetak 10.Buku = 725.000

F. 125 hlm:
Cetak 5 buku = 650.000
Cetak 10 buku = 751.000

G. 150 hlm=
Cetak 5 buku = 665.000
Cetak 10 buku = 800.000

H. 200 hlm:
5 buku = 695.000
10 buku = 841.000

I. 250 hlm:
Cetak 5 buku = 725.000
Cetak 10 buku = 900.000

J. 300 hlm:
Cetak 5 buku = 753.000
Cetak 10 buku = 957.000

Setelah cetak10 buku dengan jumlah halaman dan harga tersebut, lebihnya dihitung harga cetak ulang :

1.  Cetak buku 60 hlm Harga @ 20.000
2. Cetak buku 70-75  hlm harga  @21.000
3. Cetak buku 100 hlm. Harga @ 23.500
4. Cetak buku 140 hlm harga @ 27.000
5. Cetak buku 150 hlm @ 30.000
6. Cetak buku   250 hlm. Harga @ 40.000

Cetak buku A5, 50 buku.
Rincian:

1. Cetak 10 buku ( layout, cover buku, edit, PO buku) harga 632.000
2. Sisanya  40 buku dihitung x cetak ulang @ 20.000= 800.000
3. Ongkir 5kg x 18.000 = 90.000
Total 1.522.000

Sebagai motivasi untuk peserta kuliah kelas menulis siang ini, Cak Inin mengakhiri materinya dengan kalimat :
1. Tidak ada kata terlambat untuk menulis
2. Kalau ingin umurmu panjang maka menulislah buku
3. Menulislah dan terbitkan buku untuk niat berbagi ilmu

Man jadda wa jadda...Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil.


Resume         :  I

Hari/Tanggal : Rabu, 14 April 2021

Tema              : Penerbit Indie

Narasumber   : Mukminin, S.Pd., M.Pd

Penulis           : Endah Hamidah, S.Pd

Komentar

  1. Semangat bu endah... 💪💪
    Tp ini ko di bawah banget yah, sementara di atas kosong... saya pikir gak ada isinya... pas scrol ke bawah ternyata ada😁😁 .. ttp semangat💪💪💪

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksh Bu Iis...hehe iyah ga ngerti sy juga pdhl udah di keatasin tp msh gitu aja. Msh hrs banyak belajar lg sm Bu Iis😁

      Hapus
  2. Mantap bu . komplit resumenya ni... salam kenal ibu dr sumatera barat 😊🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehee...mksh bu, baru resume ke satu msh belajar. Salam kenal kembali sy dr Lebak, Banten.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blog Sebagai Sarana Belajar dan Mengajar

Cara Mudah Mengembangkan Tulisan Non Fiksi

Komitmen Menulis di Blog Ala Pak Dedi Dwitagama.