Teknik Memasarkan Buku Ala Om Jay



Teknik Memasarkan Buku Ala Om Jay

    Mempunyai sebuah buku, yang merupakan karangan sendiri lalu terbit dan beredar ke seluruh penjuru  negeri, adalah cita-cita sebagian orang termasuk saya. Maka, berawal dari jadi peserta  pelatihan menulis PGRI gelombang 18, termotivasi untuk mengikuti jejak para senior terdahulu yang sudah berhasil menerbitkan buku. Semoga mimpi menjadi penulis hebat dan melahirkan buku menjadi kenyataan, Aamiin.

    Menurut pendapat sebagian orang bahwa menulis itu gampang-gampang susah. Menjualnya lebih susah lagi. Kini kebimbangan itu mulai menemukan titik terang. Pada kesempatan yang baik ini Om Jay sebagi narasumber, dan Bpk. Sucipto adi sebagai moderator, akan mengupas tuntas bagaimana Teknik Memasarkan Buku.

    Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd, Lahir di Jakarta, 28 Oktober 1970. Menyelesaikan pendidikan S1 di IKIP Jakarta pada Jurusan Teknik Elektro (1990-1994). Telah menyelesaikan pendidikan S2 pada Program Studi Teknologi Pendidikan (TP) Pascasarjana UNJ (2007-2010) dan akan melanjutkan pendidikan ke S3 Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ. Segudang prestasi sudah beliau torehkan untuk negeri ini. Selain sebagi blogger Indonesia beliau pun seorang motivator, narasumber, dan penulis buku hebat yang sudah melahirkan buku-buku yang laris terjual di seantero negeri ini bahkan ke luar negeri sekalipun.

    Tanpa basa-basi lagi Pak Cip panggilan akrab moderator, mempersilakan Omjay untuk memaparkan materinya. Sebagai penulis pemula saya juga lebih penasaran lagi ingin mengetahui pemaparan langsung dari Omjay. Siang ini merupakan pertemuan ke- 10 resume ke- 6 saya. 
   
    Mengawali paparannya Om Jay membuka materi ini. Untuk bisa memasarkan buku yang bermutu, maka kita harus belajar bagaimana menulis dan menerbitkan buku. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kita akan menemukan buku itu bagus setelah membaca isinya. Biasanya diiringi dulu dengan iklan atau promosi agar buku yang diterbitkan layak untuk dimiliki. Berdasarkan pengalaman Omjay dalam menerbitkan buku yang pertama adalah mencari editor yang mampu membuat buku menjadi enak dibaca. Semua buku yang cetak di penerbit indie selalu ada editornya. Sebagai penulis yang baik, sebaiknya tidak boleh merangkap menjadi seorang penulis sekaligus editornya. Itulah mengapa isi buku yang Omjay terbitkan selalu laku di pasaran. Sebab sudah diedit secara profesional oleh para editor yang memang menguasai di bidangnya.

    Teknik memasarkan buku menurut Om Jay 

    Yang pertama adalah mencari informasi di Mbah google.com. Cara yang banyak untuk memasarkan buku adalah menggunakan media digital dan media sosial. Banyak sekali iklan buku baru bertebaran di internet. Ada yang laku dan ada juga yang kurang laku. Selain itu youtube dan instagram juga menjadi salah sarana dalam memasarkan buku.

    Inti dari memasarkan buku adalah adanya kolaborasi. Kita harus bekerjasama dengan orang lain agar buku yang diterbitkan laku di pasaran. Untuk penerbit besar, biasanya mereka memiliki tenaga pemasaran yang banyak. Sehingga serangan darat, laut dan udara dapat dengan mudah mereka kuasai. Walaupun saat ini jumlah pemasaran bukunya agak berkurang akibat pandemi covid 19.

    Selanjutnya,  menggunakan media sosial untuk memasarkan buku-buku yang dituliskan dan bekerjasama dengan kawan kawan lainnya dalam memasarkan buku. Setiap buku akan menemui takdirnya. Namun itu semua harus diiringi dengan usaha yang terus menerus dan tidak mudah putus asa. Berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali-kali jatuh lekas berdiri dan jangan mengeluh. Itulah yang dilakukan ketika mengalami beberapa kali gagal dalam memasarkan buku terbaru.  Pada akhirnya akan menemukan hal-hal baru kemudian mencari momentum untuk menerbitkan buku terbaru.

     Belajar dari almarhum Hernowo Hasim. Beliau sangat produktif sekali menulis. Namun dari ratusan bukunya, hanya sedikit yang menjadi buku best seller. Salah satunya adalah andaikan buku sepotong pizza.

    Harus diakui, buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor lebih banyak pembelinya. Mereka selain punya tenaga pemasaran yang berpengalaman, juga memiliki media sosial yang bagus. Wajar saja bila buku-buku yang diterbitkan selalu banyak pembacanya. Salah satu penerbit buku mayor yang selalu melakukan inovasi adalah penerbit Andi Yogyakarta.  Ia pun banyak belajar dari pengalaman para pengelola penerbit ini. Hal yang  disukai dari penerbit Andi Yogyakarta adalah seringnya melakukan acara webinar dan bersertifikat. Anda bisa belajar dari Chanel youtubenya di tv Andi. Buku kawan-kawan belajar menulis PGRI banyak dipasarkan dengan cara ini. Itulah mengapa kolaborasi itu penting agar buku yang diterbitkan laku dipasaran. Kita sebagai penulis jangan juga hanya diam saja. Penulis harus ikut memasarkan bukunya. Dengan begitu bukunya akan laku di pasaran.

    Kalau sudah seperti itu, jangan kaget bila Anda menerima royalty buku sampai ratusan juta rupiah karena adanya kolaborasi. Om Jay pun sudah menikmati royalty buku dari penerbit mayor maupun penerbit indie, ia  pun selalu melakukan inovasi. Sebab inovasi yang tiada henti akan membuat buku- buku yang kita tuliskan sampai ke tangan pembaca. Jangan lupa silahturahmi. Sebab silahturahmi atau silahturahim juga sangat membantu kita dalam memasarkan buku. Pada akhirnya teknik memasarkan buku akan kita temui dari adanya silahturahmi ini. Kekuatan silahturahmi ini dahsyat. Akan banyak rezeki yang akan mengikutinya.

                                                              
                                                                 




Endah Hamidah
Senin, 26 April 2021 
Pertemuan ke- 10
Gelombang 18
Resume ke- 6
Narasumber : Wijaya Kusumah, S.Pd.,M.Pd
Moderator    : Sucipto Adi
Tema            : Teknik Memasarkan Buku 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blog Sebagai Sarana Belajar dan Mengajar

Cara Mudah Mengembangkan Tulisan Non Fiksi

Komitmen Menulis di Blog Ala Pak Dedi Dwitagama.