Teknik Promosi Buku

 


Teknik Promosi Buku

    Penulis tidak hanya dituntut untuk bisa menulis tetapi diharapkan bisa membantu proses pemasarannya agar bukunya laku. Karena kalau bukunya tidak laku manfaatnya kurang bagi orang lain. sebaliknya kalau bukunya laku maka manfaatnya akan lebih banyak bagi orang lain. Jangan ragu untuk jualan buku. Keyakinan menjadi sangat penting membantu dalam proses penjualan buku. 

    Kalimat-kalimat di atas merupakan awal dari paparan narasumber yang begitu memotivasi khususnya bagi saya yang masih awam dalam hal mempromosikan buku. Mudah-mudahan setelah mengikuti paparan berikutnya menjadi lebih percaya diri ketika akan memasarkan buku.

    Menurut data UNESCO minat baca masyarakat Indonesia hanya sekitar 0,001% artinya hanya satu orang dari 1000 orang indonesia, ini menunjukkan bahwa target jualan buku sangat kecil sekali. Dengan target penjualan sangat minim, maka penjualan buku pun akan sangat sulit. Dan ini merupakan hambatan bagi yang sedang mempromosikan buku. Tetapi jika kita mengetahui cara mempromosikan buku, maka hambatan berjualan buku pun akan bisa diatasi.

    Maka pada pertemuan kali ini Bapak Akbar Zainudin sebagi narasumber akan membahas bagaimana Teknik Promosi Buku  agar buku yang dipromosikan akan laku di pasaran. 

 Akbar Zainudin, penulis buku Man Jadda Wajada.  Buku ini baru cetakan ke-13, beredar 55.000 eksemplar. Setelah Man Jadda Wajada, beliau menulis 15 buku dari tahun 2010 sampai sekarang. Buku beliau tentang menulis adalah UKTUB; Panduan Menulis Buku dalam 180 hari. Ini buku panduan menulis dari A sampai Z. Beliau  menyarankan supaya  memiliki buku ini, karena ada 150an alamat penerbit yang bisa dikirimi naskah, anggota IKAPI. Selain itu, buku terbarunya adalah The Power of Man Jadda Wajada. Semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri pertama. 






    Kedua buku ini ada di toko buku, khususnya yang UKTUB, ada di jaringan Gramedia. Namun demikian, malah lebih laku di komunitas menulis yang beliau bangun. Itulah era pemasaran sekarang, yaitu pemasaran komunitas.

    Dalam paparannya beliau menjelaskan bahwa target pembaca akan menentukan strateginya. Karena strategi membaca anak-anak akan berbeda dengan membaca orang dewasa. Pembaca laki-laki dengan pembaca perempuan juga akan berbeda strteginya. Maka sebelum kita menulis, tentukan dulu buku kita ini untuk siapa akan dibaca. Untuk anak-anak, remaja atau dewasa dari sisi umur. Selanjutnya dari life style atau kebutuhan mereka apa.

    Selanjutnya beliau memaparkan tentang Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran, termasuk buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi). 

1.Strategi Produk
    Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dana pa kebutuhan mereka terhadap buku kita. Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens.

2. Strategi Harga
    Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa).
Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain)

3. Strategi Distribusi

    Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal. 

Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah: 
1. Melalui MLM (Multilevel Marketing)
2. Melalui Penjualan Langsung
3. Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).

4. Strategi Promosi
    Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan antara lain :

Pertama, Launching buku. Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia. Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan. 

Kedua, Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya. Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.Yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.

Ketiga, melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis. Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.

Keempat, membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. 

Kelima, membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual. Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku. 

Keenam, jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.  Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

Ketujuh, memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.

Di akhir paparannya beliau menegaskan  bahwa sekarang ini sebagai seorang penulis, harus memiliki beberapa keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku yaitu :

1. Keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita  
    ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calo pembaca.
2. Kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu                keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21. 
3. Pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti 
    YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena          
    eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih       mudah.



Salam Literasi dari Lebak
Endah Hamidah
Rabu, 26 Mei 2021
Pertemuan ke- 18
Resume ke- 12
Gelombang 18
Narasumber : Akbar Zainudin
Moderator    : Aam Nurhasanah




Komentar

  1. Bait kata yang di bangun di pembuka sangat kontekstual, luarbiasa bunda ini❤️❤️

    BalasHapus
  2. Alhmdllh...dapat pujian dari bu ketu...terima kasih sdh mampir๐Ÿ™๐Ÿป

    BalasHapus
  3. Mantap resume bu cantik. Tetap semangat

    BalasHapus
  4. Mksh Bu Farida...๐Ÿ™๐Ÿป

    BalasHapus
  5. Mantap....๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘ semangat selalu๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blog Sebagai Sarana Belajar dan Mengajar

Komitmen Menulis di Blog Ala Pak Dedi Dwitagama.

Cara Mudah Mengembangkan Tulisan Non Fiksi