Blog Sebagai Sarana Belajar dan Mengajar
Blog Sebagai Sarana Belajar dan Mengajar
Long live Education, belajar sepanjang hayat merupakan belajar yang tidak mengenal waktu, tua atau muda. Dengan berprinsip belajar selama nyawa masih dikandung badan. Kapan pun, di mana pun, dan dengan siapa pun kita harus belajar. Belajar sepanjang hayat memberikan keleluasaan dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya. Blog merupakan salah satu media untuk belajar bahkan mengajar.
Begitu juga dengan narasumber malam ini, Mayor Nani Kusmiyati, S.Pd., M.M,. CTMP mengusung tema yang berkaitan dengan statement di atas "Blog adalah Sarana Mengajar dan Belajar". Seperti biaasa acara dibuka oleh moderator yang tidak asing lagi di kelas menulis gelombang 18 yaitu Bu Aam Nurhasanah, S.Pd
Nani Kusmiyati, S.Pd., M.M., CTMP. Lahir di Kediri, 12 September 1966. Lulusan S1 Bahasa Inggris di UIA (Universitas Islam Assyafiiyyah) Pondok Gede dan S2 MSDM di UPN Veteran Jakarta. Berpangkat Mayor TNI AL. Dinas pertama di Disminpersal (Dinas Personel TNI AL) selama 5 tahun, kemudian di Pusdiklat Bahasa selama 8 tahun, selanjutnya berdinas di Dinas Pendidikan TNI AL selama 20 tahun. Saat ini berdinas di Lemhannas, Jabatan Kasubbag Kerma Multilater Luar Negeri.
Mengawali paparannya beliau menjelaskan bahwa blog merupakan sarana mengajar dan belajar. Kali ini beliau menyampaikan materinya berdasarkan pengalaman pribadinyaketika mengikuti grup menulis sebagai guru bahasa Inggris di TNI.
Menurut beliau Guru di instansi mana pun yang membedakan adalah siswanya. Jika guru TK atau SD pasti anak-anak, demikian jika guru SMP dan SMA pasti para remaja. Beliau sendiri mengajar personel militer dan PNS di lingkungan TNI, khususnya TNI AL. Mereka mayoritas sudah menikah dan usianya tidak muda lagi. Namun mereka masih semangat untuk belajar dengan berbagai tujuan. Ada yang belajar karena persiapan sekolah atau misi di luar negeri atau ada yang ingin mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan kursus bahasa Inggris menjadi salah satu syarat untuk mengikuti pendidikan tersebut. Atau bahkan ada yang ingin menjadi guru bagi putra putrinya di rumah sehingga dapat membantu mereka dalam memecahkan persoalan bahasa Inggris.
Jika melihat kondisi demikian para siswa beliau cenderung heterogen dalam usia, background pendidikan, pangkat dan jabatan. Kadang-kadang heterogen dalam hal kemampuan bahasa Inggris mereka. Untuk mencari calon siswa dengan kemampuan homogen di lingkungannya cukup susah karena mereka yang minat belajar bahasa Inggris yang diijinkan instansinya, tidak banyak. Adakalanya mereka yang mengikuti kursus bahasa karena kewajiban. Namun sebagai guru, beliau harus menciptakan suasana yang dapat diterima siswa-siswanya. Dapat diterima bukan berarti memuaskan siswa-siswanya dengan pelajaran yang diberikan karena keterbatasan-keterbatasan sebagai guru dan pekerja di kantor.
Dengan mengikuti group menulis Om Jay saat ini, banyak manfaat yang bisa dipetik sebagai guru dan sebagai penulis pemula. Menulis di blog baru mulai ketika pandemi covid di tahun 2020, pada saat belajar menulis dengan group 8 yang diprakasai oleh om Jay, dan menghadirkan para narasumber hebat dari kalangan akademia, penulis dan penerbit. Sejak saat itu pikiran beliau mulai terbuka bahwa menulis di blog memiliki banyak manfaat bagi guru dan penulis pemula. Seperti topiknya sekarang,”Blog adalah sarana mengajar dan belajar.”
Blog sebagai sarana belajar dan mengajar sudah beliau aplikasikan selama setahun baik di kelas maupun online. Pada awal masa pandemi, beliau menjadikan blog sebagai sarana mengajar dan tentunya menjadi sarana belajar bagi siswa secara daring atau online. Pada saat di kelas, masih menggunakan protokol kesehatan, mencuci tangan (jaga kebersihan), social distancing, dan menggunakan masker.
Pada awal mulai membuat blog beberapa siswanya menemui beberapa kendala dalam hal teknologi. Orang tua lebih suka yang praktis-praktis dan masih belum terbiasa dengan membuat blog. Jika mereka harus mengetik untuk menyelesaikan homework mereka, cukup disimpan di PC atau Laptop mereka dan mengirimkan tugas melalui WhatsApp.
Saat itu beliau sangat memaklumi kesulitan mereka. Karena kelas heterogen dalam usia, kebanyakan dari siswa yang muda-muda sudah piawai dalam hal teknologi namun mereka belum terbiasa menulis di blog. Pada saat membuat blog pertama kali beliau minta mereka mencari contoh di youtube. Karena saat itu juga belajar dari youtube. Dan yang sudah berhasil membuat blog, beliau meminta untuk mengajari teman-teman sekelasnya. Akhirnya mereka bisa membuat blog dengan berbagai desain. Bahkan lebih bagus dari blog miliknya.
Blog baginya sebagai salah satu media untuk menyimpan materi ajaran yang kemudian dishare ke group whatsapp. Beliau juga meminta mereka mengerjakan tugas di blog dan share link blog ke group whatsapp. Teman-teman mereka dapat memberi komen tentang isi dari blog mereka. Kemudian dioreksi melalui blog. Di hari berikutnya apa yang mereka kerjakan diskusikan di kelas atau di whatsapp. Sebagai guru beliau tidak mau terjebak dengan homework-homework yang diberikan. Beliau harus membaca cepat dan menggaris bawahi kalimat atau kata juga grammar yang kurang tepat. Kemudian dikumpulkan dengan kesalahan-kesalahan teman-teman lainnya dan dibahas secara umum di kelas atau melalui whatsapp.
Penggunaan blog sebagai media belajar sangat bermanfaat. Pada awalnya menulis di blog karena terpaksa selanjutnya mereka menjadi terbiasa. Kemampuan menulis dalam bahasa Inggris mereka meningkat. Sedangkan kemampuan speaking mereka juga bertambah karena beliau meminta mereka untuk merekam suara mereka dan di share di group (jika daring). Jika belajar dengan tatap muka, mereka diminta untuk bicara di depan kelas. Bagi level Dasar, mereka boleh membawa drafnya dan dibaca di depan kelas.
Sebagai penulis, blog merupakan sarana belajar saya agar dapat menghasilkan buku. Saat ini baru 30 buku Antologi dengan project yang berbeda, diantara project Nubala, Omera, dan para blogger dibawah om Jay. Buku di bawah ini merupakan karya solo beliau.
Sebagai penulis, blog juga merupakan sarana menyebarkan hal-hal yang bersifat edukasi. Pengalaman hidup juga merupakan edukasi yang dapat dibaca orang lain. Cara memotivasi agar konsisten menulis, membuat target menulis setiap hari, bergabung dengan teman atau komunitas menulis, seperti sekarang ini dan membuat target penerbitan buku.
Menurut beliau untuk membuat target menulis setiap hari perlu adanya motivasi dari dalam diri sendiri. Sebagai contoh om Jay guru blogger kita. Dimanapun beliau berada beliau selalu menulis, walau kondisi sakit, sehat, lampu mati dan banjir beliau masih menulis. Yang terpenting memiliki Hp dan ada pulsanya. Dan masih banyak guru-guru atau para penulis senior di group kita ini melakukan seperti Om Jay.
Pelajaran yang selalu beliau ingat dari para narasumber senior dan junior mengapa harus menulis, karena 1. saya tidak hidup selamanya.
2. meningkatkan level pribadi.
3. memotivasi menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. 4. mendapatkan penghasilan dengan menulis.
Cara melahirkan karya yaitu dengan menulis di blog atau di media sosial lainnya, mengikuti project menulis buku antologi dan menerbitkan buku dengan tulisan sendiri.
Selanjutnya beliau mengutip dari pemateri WCS, Kak Muhtar Ardansah Munthe dan dari salah satu quotes J.K. Rowling:
1. Tulislah apa yang kamu pikirkan, lakukan dengan hati tenang. Lakukan saja, maka banyak cara yang akan kamu temukan untuk menyelesaikannya.
2. Rutinitas akan membuat hal sulit menjadi biasa. (Kak Mukhtar)
“Mulailah menulis hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.” - J.K. Rowling
Sebenarnya setiap orang memiliki kiat yang berbeda-beda, lakukan yang nyaman menurut kita.
Salam Literasi dari Lebak
Rabu, 16 Juni 2021
Endah Hamidah, S.Pd.
Pertemuan ke- 27
Resume ke- 19
Narasumber : Nani Kusmiyati, S.Pd., M.M, CTPM
Moderator : Aam Nurhasanah, S.Pd
Komentar
Posting Komentar