Menulis Itu Mudah
Menulis Itu Mudah
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di
dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
( Pramoedya Anata Toer )
Saya berharap setelah membaca tulisan ini akan termotivasi untuk membaca dan menulis. Setiap orang sudah tentu punya pendapat sendiri, ada yang berpendapat bahwa menulis itu mudah, ada yang berpendapat menulis itu sulit. Memang benar menulis itu mudah, akan tetapi menulis yang berkualitas dan enak dibaca itu yang tidak mudah. Termasuk saya sendiri sebagai penulis pemula, sampai saat ini setelah berkecimpung di grup kelas menulis Om Jay, saya masih terus belajar bagaimana caranya agar tulisan yang saya buat dapat memberikan manfaat sekaligus enak dibaca.
Sepertinya harapan saya untuk selalu menulis dan merubah mindset dari menulis itu sulit akan berubah menjadi menulis itu mudah akan menemukan titik terang. Karena malam ini seorang narusumber hebat yang sudah tidak asing lagi di dunia tulis menulis akan membahas "Menulis Itu Mudah". Siapa lagi kalau bukan Dr. Ngainun Naim. Malam ini merupakan moment spesial juga buat rekan menulis di gelombang 18 yang menjadi moderator yaitu ketua kelas yang mempunyai karisma yang khas dalam menulis resume yaitu Maesaroh, M.Pd.
Dr. Ngainun Naim, adalah lulusan S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beliau lahir di Tulung Agung 19 Juli 1975. Bertempat tinggal di Parakan RT.11 RW.04 Trenggalek. Selain sebagai dosen beliau juga aktif di berbagai organisasi. Segudang prestasi pun sudah beliu raih. Beberapa buku karya beliau sudah dikenal oleh banyak orang terutama buku yang berjudul Menulis Itu Mudah.
Beliau membuka materi dengan kata-kata yang memotivasi ingin mengajak peserta menulis untuk MAU dan MAMPU sekaligus kata kuncinya. Menurut beliau banyak sekali diantara kita ingin menulis tetapi semangat itu belum tentu bertahan lama ketika kita betul-betul praktik menulis. Banyak orang mampu menulis karena faktor pendidikan, interaksi dengan pekerjaan, dll, tetapi dia tidak menulis. Jadi mampu tapi tidak mau tidak menghasilkan tulisan. Mau tapi tidak mampu tidak menghasilkan tulisan. Idealnya memadukan antara kemauan dan kemampuan.
Kunci sukses menulis menjadi lebih mudah menurut beliau yaitu :
1. Membaca.
Orang akan mudah menulis apabila banyak membaca. Sebaliknya orang akan sulit menulis apabila tidak banyak membaca.
2. Menulis setiap hari
Menurut beliau biasakan tiap hari menulis minimal 5 paragraf.
3. Menulis apa yang dikuasai
Muailah menulis dari hal-hal yang sederhana dan dari hal yang kita ketahui atau kita lakukan.
4. Membangun kebiasaan produktif.
Kalau niat kita sudah kuat untuk menjadi seorang penulis maka biasakan diri kita untuk membuka pikiran kita, membuka hati kita. Kata kuncinya ada 3 : mendengar, mencatat, dan mengolah menjadi tulisan.
5. Memiliki media untuk mengekspresikan tulisan.
Di era sekarang ini kita sudah memiliki banyak jejaring sosial seperti WA, Facebook, Instagram, Telegram, Blog, maka sebaiknya dimanfaatkan untuk menulis hal-hal yang bermanfaat sebagai sarana belajar dan berlatih menulis untuk meningkatkan kompetensi diri kita.
6. Menulis secara ngemil.
Menulislah sedikit demi sedikit maka lama kelamaan akan menjadi bukit.
7. Menulis tanpa beban
Menulis apa yang ada dalam pikiran, bukan memikirkan apa yang akan ditulis.
8. Menulis adalah menulis, dan menulis tidak mengedit.
Kegiatan menulis terbagi 3 bagian :
1. pre-writing yaitu saat kita bersiap menulis
2. Menulis
3. Editing
Artinya menulis ya menulis saja jangan dilakukan secara bersamaan dengan mengedit. Jangan terbebani dengan apa kita tulis seperti takut dan lain sebagainya. Maka mengedit itu dilakukan di waktu yang berbeda dengan menulis.
9. Luangkan waktu untuk menulis.
Sempatkanlah waktu setiap hari minimal 10-30 menit untuk menulis. Karena kalau menunggu waktu luang itu ada maka akan kita gunakan untuk kegiatan yang lainnya.
Selanjutnya beliau memaparkan tentang nilai-nilai aktivitas dalam menulis. Kenapa kita penting membahas ini? karena nilai-nilai yang ada dalam aktivitas menulis cukup mempengaruhi terhadap proses kita menulis. Selayaknya kita memahami bahwa menulis itu bukan sekedar aktivitas menuangkan gagasan, ide, pikiran tetapi juga ada nilai-nilai yang lansung atau tidak langsung secara intrinsik hadir dalam tulisan yang diproduksi.
Secara intrinsik tulisan itu mengandung nilai-nilai :
Nilai yang pertama adalah nilai kecerdasan. Orang yang menulis adalah orang yang pasti mempunyai kecerdasan karena menulis itu berbeda dengan berbicara. Orang berbicara bisa berpindah dari topik satu ke topik yang lain. Tapi kalau menulis tidak bisa, karena menulis terikat oleh satu tema, harus runtut antar paragraf, harus koheren antar bagian. Orang yang mampu menghasilkan tulisan sesungguhnya menunjukkan kecerdasan. Semakin sering kecerdasan ini diasah maka akan semakin bagus. Semakin sering menulis nanti secara otomatis maka akan melahirkan tulisan yang semakin bagus.
Nilai yang ke dua, menurut ahli psikologi "Orang yang terbiasa menulis oarang yang terbiasa mengikat makna dari apapun yang dilakukan tiap hari memiliki peluang untuk jauh lebih sehat dibandingkan dengan orang yang tidak terbiasa menulis." Maknanya bahwa ada nilai ke dua dari setiap tulisan berupa nilai kejiwaan, nilai kebahagiaan. Siapapun orangnya kalau menulis walaupun berat prosesnya begitu tulisan itu selesai lalu diperbaiki, dikoreksi berulang-ulang sampai final maka diakhir akan mersakan kebahgaiaan.
Nilai yang ke tiga adalah nilai sosial. Tulisan ketika dibaca oleh dirinya sendiri lalu disimpan hanya akan menjadi milik sendiri. Tetapi ketika kemudian dibukukan, dipublikasikan, dibagikan di jejaring soaial, dipasarkan, lalu dibaca oleh semua orang maka tulisan akan memperkenalkan penulisnya. Sebuah tulisan akan dikenal oleh banyak orang.
Nilai yang ke empat adalah nilai ekonomi. Tulisan itu apabila menemukan kontek dan momentum yang tepat maka akan mendapatkan royalti.
Nilai yang ke lima adalah nilai pendidikan. Tulisan itu berarti mendidik penulisnya untuk banyak membaca dan banyak belajar. Mendidik pembacanya agar mengetahui sesuatu yang mungkin berbeda. Mendidik orang lain yang membaca bahwa ada manfaat dari tulisan.
Empat hal yang harus dilakukan dalam upaya membangun budaya menulis :
1. Merubah mindset menulis itu bukan sesuatu yang sulit tetapi menulis adalah hal yang mudah dan menyenangkan.
2. Memaksakan diri untuk menulis
3. Menulis dilakukan dengan cara menyenagkan
4. Menulis itu proses panjang yang akan memberi manfaat nyata dalam kehidupan.
Teruslah menulis dan menulis, jangan pedulikan mutu dulu. Bangun tradisi menulis dulu baru mutu akan mengikuti. Bisa menulis itu anugrah. Ada sangat banyak manfaat yang bisa kita rasakan. Yakinlah. Insya Allah berkah untuk kita semua. Aamiin.
Salam Literasi dari Lebak
Endah Hamidah
Rabu, 9 Juni 2021
Pertemuan ke- 24
Resume ke- 16
Gelombang 18
Narasumber : Dr. Ngainun Naim
moderator : Maesaroh, M.Pd
waaah mantap ibu di tambahkan materi pendukung, nilai2 instrisik jadi tambah pengetahuan.. . mantap...semakin keren tulisan bunda endah..... 👍semangaaaat terus ya ibu...semoga kita bisa menerbitkan buku solo.di.akhir pelatihan ini.,.😊💪
BalasHapusMksh bu...alhmdllh. Moga menjadi motivasi buat sy untuk sll semangat dlm membuat resume sampai akhirnya bisa menemukan takdir😁😁♥♥
HapusLuar biasa keren pokoknya Bunda Endah👍❤️
BalasHapusMksh bu sdh mampir...alhmdllh. Tp msh blm bisa rapih...msh berantakan🤗🤗
HapusAsiiiik... menyusul, mantap👍👍
BalasHapusDoanya ya sayy♥
Hapuskeren bu ... semakin maaju, penuh semaangat
BalasHapus